Orang - Orang Biasa, Andrea Hirata - review
Novel Orang - Orang Biasa karya penulis besar, Andrea Hirata.
Ini buku pertama pakcik Andrea Hirata yg aku baca, padahal sudah banyak sekali karya - karyanya. Hehehehe..
Ini buku pertama pakcik Andrea Hirata yg aku baca, padahal sudah banyak sekali karya - karyanya. Hehehehe..
Setelah uda Ahmad Fuadi, aku menjatuhkan hati juga pada tulisan karya orang minang ini. Apa karena bahasa Indonesia kita diambil dari bahasa Melayu, jadi orang - orang Minanglah yang lebih menguasai dengan baik. Sepertinya aku harus baca karya - karya dee lestari, wirda mansur, atau yg lain? Hmmm.. Biar aku bisa ngerti apa yg diomongin orang - orang tentang, khas bahasa dan cerita tiap penulis.
Maklum nih baru demen baca hihihi..
Ok langsung aja mamen..
Orang - Orang Biasa sukses memainkan emosiku. Awalnya agak bingung juga dengan banyaknya tokoh disini. Tokoh utamanya ku kira satu geng yg beranggotakan 10 orang. Gila banget ga si bikin geng 10 orang ! Buset. Sampe selesei pun aku masih belum hapal kalo disuruh sebut anggota geng bersepuluh ini satu persatu. Belum lagi ada Pak guru Akhirudin, Bu Atikah, trio bastardin, geng boron, duo polisi keamanan Kota Belantik, dan tokoh tambahan lainnya..
Tapi ternyata itu uniknya Orang Orang Biasa.
Semua tokoh berkaitan, dan saling berhubungan. Penulispun mampu mengenal detail karakter tiap orang di geng bersepuluh ini. Nggak rancu ! Tapi sungguh kukira ga perlu menghafal detail, baca aja, mengalir sendiri kok penokohannya !
Sempet jengkel juga dg kedunguan geng bersepuluh ini dalam upayanya merampok bank. Semua keadaan yg diceritakan pakcik menggambarkan betapa
Banyak kejutan yg ga terduga di klimaks dan endingnya. Dengan sudut pandang pakcik yg serba tahuu. Walau sempat terkadang ada bagian2 yg bikin bertanya2, "kok bisa?", dan aku yg terlalu menuntut detail endingnya wkwk
Mungkin disinilah pembaca ambil peran menebak2 yg sebenarnya terjadi. Hmm ada nilai detektif juga di novel ini..
Hikmah integritas yg aku dapet. Lagi lagi dan lagi.
Gud job pakciiiiik. Bakal segera baca karya2 pakcik yg lain wuhuw !!!
Sempet jengkel juga dg kedunguan geng bersepuluh ini dalam upayanya merampok bank. Semua keadaan yg diceritakan pakcik menggambarkan betapa
kemiskinan dan kebodohan itu masih menjadi penyakit di negara ini.Pakcik yg sukses bikin tertawa terpingkal - pingkal tapi getir dg kepahitan mereka.
Banyak kejutan yg ga terduga di klimaks dan endingnya. Dengan sudut pandang pakcik yg serba tahuu. Walau sempat terkadang ada bagian2 yg bikin bertanya2, "kok bisa?", dan aku yg terlalu menuntut detail endingnya wkwk
Mungkin disinilah pembaca ambil peran menebak2 yg sebenarnya terjadi. Hmm ada nilai detektif juga di novel ini..
Hikmah integritas yg aku dapet. Lagi lagi dan lagi.
Integritas yg tertanam bukan tentang miskin atau kaya, tp tentang kekuatan mental, keteguhan hati nurani dan jiwa.
Gud job pakciiiiik. Bakal segera baca karya2 pakcik yg lain wuhuw !!!



Komentar
Posting Komentar